Minggu, 09 Desember 2007

Kecintaan Indonesia pada Sepak Bola

Kecintaan Indonesia pada Sepak Bola

Indonesia’s Love Affair with Football

Sepak bola merupakan olah raga yang populer di Indonesia. Terlepas dari kenyataan bahwa terakhir kali Indonesia berkompetisi di Piala Dunia masih memakai nama tim East Indies Belanda pada tahun 1938, ketika Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang masuk kualifikasi, namun dikalahkan secara telak 6-0 oleh Hongaria pada pertandingan mereka satu-satunya. Sepak bola merupakan permainan favorit bangsa ini, dan sepak bola merupakan pencair suasana yang sempurna untuk percakapan apapun disini, meski anda harus siap menghadapi bahwa sebagian besar orang Indonesia lebih mengetahui banyak tentang tim-tim internasional dan hasil pertandingannya daripada anda. Kolom olah raga di surat kabar-surat kabar utama Indonesia mampu bersaing dengan berita-berita internasional dalam hal ukuran. Dan juga ada majalah-majalah mingguan laris yang dipersembahkan tidak lain dan tidak bukan hanya untuk melaporkan berita-berita terbaru dari dunia sepak bola.

Yang bertengger di urutan atas pada daftar favorit adalah tim-tim nasional dari Inggris, Portugis, Italia dan Argentina. Dan sebagian besar anak laki-laki akan mengetahui nama semua pemain tim favorit mereka dan memiliki kaos olah raga idolanya jika mereka mampu membelinya.

Aceh bukan pengecualian dalam masalah kecintaan Indonesia terhadap bola yang dipenuhi dengan gambar-gambar persegi tersebut, dan menyelenggarakan sebuah liga sepak bola untuk sekolah merupakan hal yang realistis untuk dilakukan dan dijamin akan sukses. Anak-anak kembali masuk sekolah setelah liburan panjang mereka pada awal bulan Agustus, namun sekolah baru benar-benar dimulai setelah hari Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus. Oleh karenanya hari-hari sebelum itu merupakan waktu yang benar-benar tepat untuk sebuah turnamen sepak bola antar sekolah.

Indonesia’s Love Affair with Football
Members of a soccer team studying the schedule for MercyCorps’ Youth Football Tournament in Banda Aceh. Photos: Shirine Bakhat Mercy Corps

Turnamen yang diselenggarakan MercyCorps tersebut diadakan di Darussalam, Banda Aceh dimana banyak anak-anak yang terlantar akibat tsunami telah kembali bersekolah. Sekolah-sekolah yang mengambil bagian adalah sekolah-sekolah menengah dengan murid-murid berusia 10 hingga ?. Secara keseluruhan ada 16 sekolah dengan 240 anak yang ikut berpartisipasi.

Lapangan sepak bola untuk turnamen itu merupakan daerah rerumputan yang luas dan sederhana diantara pepohonan dan tampaknya sering digunakan oleh beberapa sekolah untuk kegiatan-kegiatan olah raga. Tiang gawangnya merupakan struktur balok kayu sementara yang disatukan dengan cara diikat; dan batas-batas lapangan yang tidak terlalu jelas ditandai dengan bendera-bendera yang disumbangkan oleh MercyCorps untuk kegiatan tersebut.

Sebagaimana mestinya turnamen mana pun, pertandingan itu dimulai dengan acara pidato. Anggota-anggota dari persatuan sepak bola penyelenggara dan juga Harlin, orang yang menjalankan program olah raga di Banda Aceh untuk MercyCorps, memberikan pidato singkat sementara empat tim pertama yang akan bertanding hari itu berdiri dalam barisan. Beberapa tim memiliki kaos untuk bertanding, sementara yang lain tidak. Sebagian besar anak-anak sudah melepaskan sepatu mereka sebelum bermain karena tidak ingin merusaknya.

Turnamen itu diselenggarakan dengan sistem tripel eliminasi yang memungkinkan tim-tim yang kalah pada tahap awal untuk terus bermain. Ada total 34 pertandingan yang dimainkan dengan dua pertandingan setiap harinya selama 17 hari.

Setiap pertandingan diikuti oleh sekelompok penonton – murid-murid perempuan dari sekolah yang sama, beberapa orang tua, para guru dan tim-tim yang belum tiba gilirannya untuk main. Diskusi-diskusi yang intens mengenai strategi, kekuatan dan kelemahan tim-tim yang bermain dapat didengar dari kerumunan tersebut, dengan komentar-komentar seperti tentang bagaimana offside digunakan secara strategis oleh tim ini, atau bagaimana tim lain mesti memperbaiki pertahanan mereka.

MercyCorps telah menyelenggarakan turnamen ini sebagai bagian dari program olah raga secara keseluruhan yang bertujuan untuk menyediakan kegiatan-kegiatan bagi mereka yang selamat dari tsunami untuk segala usia – terutama anak-anak – yang akan membuat mereka melupakan kehilangan dan kesulitan-kesulitan yang terus-menerus mereka alami, dan juga membantu menyembuhkan trauma mereka dengan mendorong interaksi sosial yang positif. Nike telah memberikan kontribusi terhadap upaya ini dengan menyediakan 1.000 buah bola.

Karena kecintaan terhadap sepak bola, setiap hari kecemasan-kecemasan terlupakan, dan setiap orang memberikan sorak-sorai pemacu semangat untuk tim mereka.

Tidak ada komentar: